Pertama Kuliah di Kampus STMIK AMIK BANDUNG

Pertama Berpisah dengan Orang tua

 

        Pada waktu itu diceritakan saya dan teman-teman pergi ke kampus untuk megikuti tes beasiswa, yang awalnya kami 9 orang dari sekolah SMK Asy-syarifiyah tarogong kidul garut, yang ikut mengikuti tes ke kampus STMIK AMIK BANDUNG berjumlah 9 orang yaitu ada ahmad syahidin, muhammad ramdan, muhammad thorik, andri, yayang meta, tazkia aulia, gina puspita dewi, sela julianti dan saya. Namun setelah mengikuti tes malah ada teman kita yaitu muhammad ramdan mengundurkan diri karena dia memilih untuk bekerja, dan kami pun yang berjuang hanya 8 orang 4 putri dan 4 putra. Setelah beberapa bulan kemudian kami pun diantarkan oleh orang tua kami menuju kos-kosan yang tujuannya supaya lebih mandiri, yang kebetulan jarak kosan temen cewek tuh sekitar 100 meter hanya terhalang beberapa rumah saja, jadi kita bisa saling membantu. Tapi yang paling menyedihkan buat kami tuh pada saat orang tua kami sudah pada pulang rasanya sedih banget, namun harus bagaimana lagi ini memang sudah menjadi keputusan yang harus dijalani. Ini yang saya rasakan ketika jauh dari orang tua malah sering mimpiin mereka suka sedih sendiri terkadang kalau bangun tidur merasa kaya dirumah, tapi pas sudah sadar bahwa lagi di kampung orang. 

        Kami dulu berangkat ke bandung tidak semuanya berangkat bersamaan namun kami para cowok dulu ya lebih tepatnya sih pada hari rabu dan kalau cewek pada hari sabtu, karena menurut aku kenapa dari jauh-jauh hari kita udah ada di bandung ya tujuannya untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Karena jujur saja pada saat mencari kosan saja kami ber empat tuh sempat tersasar, sebab kosan yang kita tempati tuh bukan hasil nyari kosan kita, tapi dicariin oleh kakak temen, ya kebetulan kakak temenku tuh belum sampai ke kosan, jadi kami berempat memutuskan mencari sesuai alamat yang diberikan kakak temenku. Nah pada saat kita mencari lokasi kosan itu hanya mengandalkan google maps karena masuk gang yang kecil jadi kita turun dari mobil terus masuk ke gang. Pada saat mengikuti jalur di google maps, ehhh ternyata jalurnya buntu jadi kita balik lagi dan cari jalan yang lain setelah kita tau lokasi kosan, kita pun balik lagi ke mobil dan ternyata jalan yang tadi kita kira buntu ternyata itu jalan pintas. 

         Setelah itu kita pun membawa barang-barang untuk dibawa ke kosan setelah kita selesai membawa barang-barang kitapun makan bersama dengan orang tua dan pak sopir yang kebetulan sopir yang mengantarkan kita juga adalah guru-guru yang sangat baik dan malah mereka juga mau mengantarkan murid-muridnya. Orang tua kitapun sudah pada pulang, pada saat itu kamipun membiasakan untuk lebih mandiri lagi. Sekitar beberapa hari dan setiap sore kita berempat slalu keluar untuk jalan kaki mengelilingi daerah disana agar tau daerah dan masyarakatnya kaya gimana. 


        Kami sering jalan kaki dengan tujuan ingin mengetahui daerah baru yang sedang kami tempati jadi mulai dari pasar sampai masuk ke gang yang kecil, bahkan kita sering tersesat yang padahal jika kita masuk ke gang satu maka akan nyambung dengan gang yang lainnya. Meskipun kami di kos hanya cowoknya tapi kalau masalah masak,  nyuci piring, pakaian bisa lah tidak perlu membutuhkan jasa orang lain, jadi belajar lebih mandiri dan tegar dengan kehidupan yang sebenarnya, apabila kita punya keahlian dan maka kita akan diakui dan dihargai. Saya pernah mendengar juga bahwa tempat yang kita tempati tuh dulunya bekas orang-orang yang pada baik(sebaliknya), namun karena niat kita kesana bukan untuk mencari hal-hal yang negatif tapi untuk belajar jadi luruskan niat terlebih dahulu yang nantinya apapun akan terasa ringan dan tidak mudah terbuai oleh indahnya dunia yang hanya sesaat.

        Berdasarkan pengalaman yang saya alami, jika kita pergi ke suatu daerah yang kita belum kenal semua maka kita harus menjaga tingkah laku, tutur bahasa, jangan sok-sok an kita jago, harus murah senyum dan saling tolong menolong. Kenal dengan berbagai karakter orang itu wajar saja asal jangan terbawa, karena dilain waktu pasti akan saling membutuhkan.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pertama Kuliah di Kampus STMIK AMIK BANDUNG"