Kenangan Masa Pengenalan Lingkungan Kampus STMIK AMIK BANDUNG
Menuntut ilmu merupakan hal yang harus dilakukan selagi kita masih bernafas, menuntut ilmu tidak hanya di kampung halaman saja, namun ada pepatah carilah ilmu walaupun ke negri cina. Maksudnya bagaimana, kalau menurut pandangan saya pribadi bahwa menuntut ilmu walaupun jauh, lelah, tidak mudah, dan masih banyak hal-hal yang dapat membuat semangat kita padam maka harus dibangkitkan kembali dengan mengingat kata-kata motivasi yang tadi, jangan lupa juga tujuan utama kita. Karena tujuan utama kita mencari ilmu agar bisa bermanfaat bagi diri sendiri dan bisa bermanfaat bagi orang lain, karena pada hakikatnya kita mencari ilmu ke berbagai pelosok yang ujung-ujungnya berharap akan dibawa kembali ilmu yang telah dipelajari di tempat orang lain, dan bisa di amalkan di kampung halaman sendiri, tidak lepas dari tujuan awal yaitu ingin mengharumkan nama orang tua, kampung halaman dan agar dapat bermanfaat bagi bangsa dan Negara.
Maka dari itu saya bertekad untuk mengambil beasiswa yang pada awalnya saya tidak mengerti apa saja yang harus di persiapkan pada saat awal perkuliahan dan pengenalan lingkungan kampus. Jikalau pada waktu sekolah menengah pertama(SMP) dan sekolah menengah kejuruan(SMK) suka di adakan yang namanya MPLS(masa pengenalan lingkungan sekolah). Namun pada ranah kampus lebih menantang lagi dibandingkan dengan ranah sekolah SMP dan SMK, karena kita diharuskan yakin dengan argument yang diucapkan agar bisa dipertahankan, tidak mudah goyah dalam hal mengambil keputusan, lebih ditekankan berpikir kritis.
Nah
dari sana pada hari pertama masa pengenalan lingkungan kampus STMIK AMIK
BANDUNG biasa saja ya kita hanya di suruh mempersiapkan barang-barang untuk
dibawa hari esok. Tapi dari sinilah hal yang tak akan terlupakan khususnya bagi
saya pribadi apalagi pada saat itu saya dan teman saya ngekost di salah satu
kosan daerah cicadas gang kujang padjadjaran milik ibu ayu. Saya ngekost
bersama teman saya 2 ruangan dan di isi 4 orang termasuk saya, jadi anak kost itu
tidak hanya dilatih untuk mandiri dalam sikap akan tetapi kita juga dituntut
untuk segala bisa, contohnya harus bisa masak, nyuci pakaian, piring dan harus
belanja bahkan kita juga harus pandai—pandai dalam hal mengatur keuangan untuk
belanja selama satu bulan, disinilah mulai terasa bahwa hidup jauh dengan orang
tua tuh sangat indah hihihi,,,, jadi kita bisa tahu betapa susahnya orang tua
kita dalam mencari nafkah untuk anaknya bahkan kita saja sering tidak
menghargai jerih payah orang tua, tidak jauh-jauh misalnya dalam makanan kita
sering minta yang aneh-aneh atau ketika ada keinginan ingin makan ini it uterus
waktunya tidak tepat sering kali kita malah marah yang padahal hal tersebut
sangat menyakitkan karena merasa tidak dihargai apa yang telah dilakukannya
merasa sia-sia saja. Hal tersebut ternyata terasa saat kita sudah di kampung
halaman orang lain yang apa-apa harus dilakukan sendiri tanpa bantuan orang
lain. Apalagi saya berada diperkotaan yang semua kebutuhan harus dibeli dengan
uang tidak ada tuh yang namanya gratisan, pada saat masa pengenalan lingkungan
kampus juga kita tuh di suruh membawa bunga, kayu bakar dan sejenisnya, yang
biasanya bunga, kayu bakar kalau dikampung sendiri tidak perlu membeli namun
pada saat di kampung orang lain jika kita tidak berani meminta barang bekas
tersebut seperti sisa kayu, maka kita harus membelinya.
Saya masih ingat manis pahitnya saat berada di kampung orang lain, dulu kita berempat kalau nyari barang dan makanan yang harus dibawa jadi kita berempat tuh (Mulyana, ahmad, andri, thorik) jadi sering kerja sama dalam mencari barang yang harus dibawa. Karena pada saat itu kami tuh belum tahu daerah yang kami tinggali tuh secara seluruh dan yang menjadi masalah tuh karena tempat kosan kami tuh tepat di tengah-tengah kota, jadi harus masuk gang terlebih dahulu, dan gang nya juga banyak kalau orang yang baru kesana passti bakalan tersesat terlebih dahulu karena saya pun pernah nyasar bareng temen-temen. Ada temen satu kampus ingin main ke kosan kita ya aku share lokasi saja. Akhirnya diapun berangkat menuju ke kosan, namun sekitar satu jam lebih belum sampe-sampe karena temenku tuh tersesat hamper satu jam dia muter-muter masuk gang yang padahal dia sudah beberapa kali melewati jalan menuju kosan yang sudah di share lokasi, dia namanya rifqi.
Pada waktu itu juga saya pernah bersama teman namanya thorik ya ceritanya mau nyari Bunga ke rumah sodaranya dan ngajak aku, singkat cerita kitapun jalan kaki dari kosan yang daerah cicadas menuju tempat sodara thorik tuh sekitar 5KM kita jalan kaki karena biar irit dan sambil olahraga sore ceritanya. Ya maklumlah karena kita dari garut yang notabene-nya bicara bahasa sunda jadi kalau ada yang nanya bahasa Indonesia sedikit agak kaku. namun akhirnya bisa karena terbiasa.
Diakhir penghujung acara masa pengenalan lingkungan kampus, biasanya suka ada hadiar dari maba kepada para kakak asuh, yang kebetulan saya tuh masuk dalam sebuah kelompok bawika yang di asuh oleh kak alpina, beliau juga baik dan cantik pula, tapi masih teringat dulu pada masa itu kita sebagai maba disuruh membuat surat yang ditujukan kepada kakak asuh dan isinya surat tersebut bebas entah itu mau curahan benci, suka atau yang lainnya yang kebetulan surat yang saya buat waktu itu tentang perasaan saja. Dan yang unik lagi surat tersebut harus ada cap yang sudah di cium, ya jadi bingung masa cowok harus pake lipstik jadi mau tidak mau minta bantuan ke temen cewek yang suka dandan deh.
0 Response to "Kenangan masa pengenalan lingkungan kampus STMIK AMIK BANDUNG"
Post a Comment